Marhaban ya Ramadan 1446 H

Network
BOLMUT

Ketua PC NU Bolmut: Jangan Menuntut Dihormati, Tapi Tunjukkan Akhlak Mulia saat Puasa

Puasa dan Kesadaran Sosial: Menghargai Keberagaman di Sekitar Kita

Bolmut – Ketua PC Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Supriadi Goma, S.Pd.I, menegaskan bahwa puasa memiliki tujuan yang sangat mulia. Ibadah ini diperuntukkan bagi umat Islam yang beriman agar dapat mencapai tingkat ketakwaan yang lebih tinggi. Menurutnya, hanya orang-orang beriman yang mampu menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan dan meraih derajat muttaqin (orang yang bertakwa).

Dimensi Sosial dalam Ibadah Puasa

Lebih dari sekadar kewajiban spiritual, puasa juga memiliki dimensi sosial yang mendalam. Supriadi Goma menjelaskan bahwa ibadah ini mengajarkan kepekaan sosial terhadap kondisi masyarakat, termasuk menghargai kemajemukan yang ada. Allah SWT telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal dan memahami satu sama lain.

Dalam konteks masyarakat yang heterogen, tidak semua orang dapat menjalankan puasa, baik karena alasan syariat seperti musafir dan orang sakit, maupun karena perbedaan keyakinan agama. Oleh karena itu, umat Islam yang berpuasa hendaknya menumbuhkan sikap sabar, tabah, dan mampu menjaga harmoni dalam keberagaman.

Puasa: Ibadah yang Diperuntukkan untuk Allah SWT

Supriadi Goma menekankan bahwa puasa adalah ibadah yang langsung diperuntukkan bagi Allah SWT. Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman, “Puasa adalah untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya.” Oleh sebab itu, umat Islam tidak perlu merasa harus dihormati secara berlebihan saat menjalankan ibadah ini. Sebaliknya, mereka yang berpuasa justru harus menunjukkan akhlak terbaik, seperti kesabaran, ketabahan, dan sikap saling menghormati.

Membangun Budaya Kesabaran dan Toleransi

Puasa menjadi sarana untuk membangun budaya kesabaran, ketabahan, dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menanamkan nilai-nilai ini, umat Islam dapat mencapai hakikat puasa yang sejati, yaitu menjadi mukmin yang muttaqin, orang-orang beriman yang memiliki ketakwaan tinggi di hadapan Allah SWT.

“Hanya orang-orang yang bertakwalah yang dekat dan mulia di sisi Allah SWT,” pungkas Ketua PC NU Bolmut, Supriadi Goma, S.Pd.I.

Redaksi ProFakta

Berita yang masuk di Email, Whatapps dan Telegram Redaksi akan di Edit terlebih dahulu oleh Tim Editor Media ProFakta.com kemudian di publish.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button