Arlan Rahman Sebut 2 Periode Pemerintahan Amirudin Rauf “Gagal”
Buol, Profakta.com – Arlan Rahman, Pentolan KPA Walasea yang juga beberapa kali tampil sebagai orator pada Aksi protes warga di Kabupaten Buol, menyatakan Pemerintahan Bupati dr.H.Amiruddin Rauf,Sp.OG,M.Si, adalah pemerintahan yang gagal.
Pernyataan tersebut di ungkapkannya di depan beberapa orang wartawan saat mengunjungi warkop Kopinoto, Kelurahan Kali, kecamatan Biau Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah,Kamis (28/01/2021).
Beberapa program Bupati Buol yang di nyatakan gagal antara lain One man one cow, Tanah untuk rakyat (Taurat), program pengendalian banjir, perikanan, dan yang utama beberapa infrastruktur jalan yang menurutnya belum di nyatakan berhasil,padahal dua periode hampir berakhir.
“Saya mewakili sekian banyak warga masyarakat Kabupaten Buol yang kecewa dengan pemerintahan Amiruddin Rauf.” Ujar Arlan
Sementara itu Bupati Buol dr. H. Amirudin Rauf saat dihubungi Via WhatsApp, menapik beberapa program yang di nyatakan gagal tersebut dengan mengirimkan data rilis capaian Program Pemerintah Kabupaten Buol.
“Mewujudkan kesejahteraan memang tak semudah membalikan telapak tangan. Ada banyak aspek dan indikator yang mesti di jadikan rujukan. Kesejahteraan juga tak etis hanya sebatas retorika, namun mesti dapat di ukur dan di jelaskan dengan angka-angka” Ujarnya
Lanjutnya, Dalam kaca mata kebijakan, kesejahteraan bermakna program yang tepat, terarah dan bersentuhan langsung dengan hambatan persoalan ekonomi rakyat. Program ini memiliki target dan tujuan yang jelas di wujudkan sesuai visi-misi Pemerintah Daerah
“ Berdasarkan data BPS dalam dokumen “Buol Dalam Angka Tahun 2020”, argumentasi menyebut Buol sedang “on the track” menuju jalur kesejahteraan, bukan isapan jempol belaka, bukan sekedar surga telinga. Namun dapat di jelaskan berbasis data ilmiah” Jelasnya.
Lebih lanjut, Amirudin memaparkan empat program prioritas atau merupakan (empat) pilar kesejahteraan. Paparan ini akan memaparkan secara detail, sebelum dan sesudah program ini di cetuskan, dan capaian dalam bentuk angka baik dalam bidang sektoral maupun capaian makro.
P3K (Produksi Jagung Lampaui Target 2 Tahun Lebih Cepat)
Sejak P3K resmi di galakkan oleh Pemda Buol di Tahun 2014 (baca: periode pertama), produksi Jagung di Kabupaten Buol hanya mencapai angka seribu ton/tahun. Dalam beberapa tahun terus mengalami kenaikan jumlah produksi, dan untuk tahun 2020 total produksi jagung sudah mencapai angka hampir 120 ribu Ton. Angka ini bahkan melampaui target pemerintah, yakni produksi 100 ribu Ton/Tahun di Tahun 2022.
“Grafik produksi jagung kita terus naik. Awalnya kita ingin targetkan tahun 2022 produksi kita mencapai angka 100 ribu Ton/Tahun. Namun, dalam tiga tahun terakhir yakni: Tahun (2018) 57. 289 Ton, Tahun (2019) 94.384 Ton, dan Tahun 2020 Alhamdulilah kita berhasil melampaui target Yakni 117.323 Ton. Artinya, kita capai target 2 tahun lebih cepat dari target awal kita” Ungkapnya
Produksi Jagung telah memanfaatkan lahan seluas yakni: Tahun (2018) 10.388 hektar, (Tahun 2019) 17. 046 hektar, dan di Tahun (2020) 21. 189 hektar. “ ArtinyaDalam setiap tahunya, antusias petani yang bercocok tanam jagung semakin bertambah” Bebernya
Peningkatan Drastis Populasi Sapi
Program One Man One Cow, memang banyak di kritik dari sisi dampak kotoranya. Namun, tak adil menyalahkan banyaknya populasi dengan dampak kotoran. Solusi tepatnya adalah mengatur pola perkembangbiakannya.
Sekedar di ketahui, Program One man One Cow sudah hampir 3 Tahun Berjalan. Jika kita akumulasi, total populasi sapi sejak program ini digulirkan berdasarkan data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buol di awal Tahun 2020 berjumlah 25.376 ekor, namun di akhir tahun terdapat peningkatan 20 % populasi, sehingga di akhir Tahun 2020 total populasi sapi di Kab. Buol berjumlah 30.517 ekor.
“Kita berharap setiap penduduk memiliki minimal satu ekor sapi. Secara ekonomi, berternak sapi memang tidak langsung menghasilkan, namun beternak merupakan investasi masa depan bagi tiap pemilik ternak. Untuk mempercepat eskalasi target setiap orang memiliki sapi, pemda mendorong setiap kepala desa mensinergikan dana desa dengan program pemda ini, selain bantuan bersumber dari APBD” Pungkasnya
Dengan peningkatan drastis ini, bukan hal mustahil jika Pemda optimis Buol jadi penyuplai daging baik Sulawesi Tengah maupun Ibukota Negara.
Produksi Beras Dalam Gertak Bos
Program Gertak Bos adalah upaya pemda mendesain program afirmatif yang di arahkan untuk mendorong peningkatan produksi beras daerah. (Heny Manoppo)