Tersengat Aliran Listrik, Patris Berharap Uluran Tangan
Bolmut – Di tengah kerasnya perjuangan hidup sebagai pekerja bangunan di kota besar, seorang pria asal Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Patris Meamogu, harus menerima kenyataan pahit. Ia tersengat aliran listrik saat sedang bekerja di Kota Manado, dan kini harus kembali ke kampung halaman dalam kondisi terluka karena tak mampu membayar biaya perawatan medis.
Kejadian memilukan ini terjadi beberapa bulan yang lalu saat Patris tengah menyelesaikan pekerjaan renovasi sebuah bangunan. Tanpa ia sadari, salah satu kabel listrik terbuka dan mengenai tubuhnya. Seketika tubuhnya tersengat dan terhempas ke lantai. Rekan-rekan kerjanya segera menolong, namun luka bakar yang cukup serius sudah terlanjur menggerogoti bagian lengan dan kaki.
Yang lebih menyayat hati, bangunan tempat Patris bekerja bukanlah proyek milik instansi atau perusahaan dengan jaminan kerja—melainkan properti pribadi milik seseorang. Patris bekerja secara harian lepas, tanpa kontrak tetap, tanpa jaminan kesehatan, dan tanpa perlindungan hukum jika terjadi kecelakaan.
“Dia hanya ingin mencari nafkah, membantu keluarganya di kampung. Tapi kini malah harus pulang dalam kondisi sakit,” ungkap salah satu keluarganya dengan mata berkaca-kaca.
Patris sempat dibawa ke salah satu fasilitas kesehatan di Manado. Namun setelah mendapatkan perawatan awal, ia tak mampu melanjutkan pengobatan karena keterbatasan biaya., ia pun memutuskan pulang ke Bolmut untuk menjalani pemulihan dengan perawatan seadanya di kediaman miliknya di Desa Gihang Kecamatan Kaidipang.
Di rumah sederhananya, Patris kini hanya bisa terbaring. Luka di lengan dan kaki masih membekas, dan rasa sakit sesekali menghampiri. Namun yang lebih menyesakkan bukan hanya rasa sakit di tubuh, melainkan beban pikiran bagaimana melanjutkan hidup? Bagaimana membiayai pengobatan? Dan bagaimana membantu keluarganya yang juga hidup pas-pasan?
“Saya tidak tahu harus bagaimana. Hanya bisa berdoa dan berharap ada yang peduli,” ujar Patris dengan suara pelan.
Keluarga dan kerabat Patris berharap ada uluran tangan dari pemerintah daerah, dermawan, atau lembaga sosial yang tergerak melihat kisah ini. Mereka juga meminta perhatian lebih terhadap nasib para pekerja informal seperti Patris, yang kerap bekerja keras di bawah panas dan hujan tanpa perlindungan keselamatan kerja yang layak. (Bahar Korompot)