Tolitoli, Profakta.com – Sejumlah pemuda di Kabupaten Tolitoli berkomitmen secara tegas dan keras menolak setiap paham radikalisme dan intoleran yang dapat memecah belah keutuhan NKRI.
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu pemuda di Kabupaten Tolitoli Samsuariadi kepada media ini. Selasa (06/07/2021).
Menurutnya, paham yang menyesatkan tersebut wajib harus ditolak dengan tegas, mengingat sangat berbahaya dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
“Saya sangat sepakat untuk dilakukan deteksi dini agar paham radikalisme ini tidak sampai mempengaruhi para generasi muda kita,” tegas Samsuariadi.
Dikatakannya, usia muda termasuk masa rentan menjadi intoleran dan radikal karena mereka masuk dalam fase mencari jati diri atau identitas. Apalagi, ketika generasi tersebut melihat adanya ketidakadilan di sekitar mereka. Imbasnya anak muda tersebut dengan mudah bisa menerima gagasan-gagasan dan pemikiran radikal yang mereka peroleh dengan mudah, melalui tulisan di dunia maya maupun lisan yang disampaikan oleh tokoh agama yang diakuinya.
Oleh karena itu anak muda di Indonesia pada umumnya haruslah dibekali dengan pola berpikir kritis dan literasi digital yang baik agar dapat menolak ajakan melakukan kekerasan dan menebar teror.
“Kita tentu perlu mengapresiasi atas digelarnya pelantikan Duta Damai Dunia Maya Asia Tenggara yang melibatkan generasi muda secara berkesinambungan menangkal paham terorisme yang menyebar di dunia maya,” tandasnya.(Tim)