
Oleh : Bahar Korompot
Kawasan Wisata Pantai Batu Pinagut di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) seharusnya menjadi ikon kebanggaan daerah, sekaligus pusat ekonomi kreatif dan pariwisata. Namun yang terlihat hari ini justru potret miris dari aset-aset milik pemerintah daerah yang terbengkalai dan tidak terurus.
Pasar Jajan yang awalnya dibangun untuk mendukung UMKM kini hanya menjadi bangunan kosong tak bernyawa. Fasilitas-fasilitas yang ada entah ke mana, hilang tanpa jejak dan tanpa kejelasan. Galeri Wisata yang seharusnya memamerkan kekayaan budaya dan kerajinan lokal malah jarang dibuka, seolah hanya menjadi pajangan musiman.
Lebih dari itu, keberadaan taman olahraga, tempat parkir, serta fasilitas pendukung lainnya seperti WC umum dari hibah Pegadaian maupun milik Pemda kini dalam kondisi mengenaskan. Dibiarkan berumput liar, lampu-lampu rusak tanpa perbaikan, dan tidak ada pemeliharaan yang layak. Ini bukan sekadar soal estetika, tetapi cermin dari rendahnya rasa tanggung jawab terhadap aset publik.
Ironisnya, semua fasilitas ini dibangun menggunakan uang rakyat. Jika kemudian dibiarkan rusak tanpa upaya serius untuk mengelola dan menghidupkannya kembali, maka sesungguhnya ini adalah bentuk pemborosan anggaran sebuah kemewahan yang tidak pantas di tengah kebutuhan pembangunan lain yang lebih mendesak.
Sudah saatnya pemerintah daerah berhenti membangun hanya demi seremonial atau proyek jangka pendek. Lebih penting dari membangun adalah merawat dan memaksimalkan fungsi aset tersebut untuk kepentingan masyarakat.
Jika tidak ada keseriusan dalam pengelolaan kawasan wisata ini, maka Batu Pinagut tak akan lebih dari sekadar pantai dengan nama besar, tapi tanpa ruh dan makna pembangunan di dalamnya.