Marhaban ya Ramadan 1446 H

Network
OPINI

Kuburan digali Kembali Karna Hasil Swab Negatif, Pemda Buol Seharusnya Beli Rapid Test Antigen

Oleh : Heny Manoppo 
Kepala Biro Sulawesi Tengah/Buol Media Online Profakta.com

Angka penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di kabupaten Buol yang kembali naik, menjadikan daerah ini masuk dalam Zona merah penyebaran Covid-19 menandakan penurunan kepatuhan terhadap penerapan protokol kesehatan.

Sejak setahun lalu, Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah telah melewati masa PSBB selama dua kali dan kemudian di ikuti dengan naiknya angka yang terkonfirmasi covid-19 hingga mencapai 61 orang dan kembali bertambah hingga saat ini.

Pada Jum’at 12 Februari 2021, salah satu pasien Covid-19 meninggal dunia dan di kuburkan di pemakaman khusus Covid-19, kembali digali atas permintaan keluarga sebab hasil Swab dari Makassar (Sulawesi Selatan) yang menyatakan Pasien Negatif terlambat di terima Satgas Covid-19 Kabupaten Buol saat pasien telah meninggal dunia.

diketahui, korban saat itu tengah menjalani proses isolasi dengan hasil awal positif rapid test namun saat menunggu hasil swab dari Makassar korban meninggal dunia dan karena keterlambatan hasil uji laboratorium swab dari Makassar, almarhum harus di makamkan secara Covid-19.

Direktur RSUD Mokoyurli Kabupaten Buol  dr. H. Arianto S. Panambang sempat memaparkan dalam rapat saat menjelang pergantian tahun 2020-2021, bertempat di pendopo Polres Buol mengatakan bahwa saat ini pihaknya  banyak mengalami kendala terkait proses penentuan hasil pemeriksaan covid-19,

“kita telah melakukan rapid test ketika hasilnya reaktif maka pasien tersebut harus masuk dalam ruang isolasi yang saat ini hampir penuh. tahap selanjutnya adalah melakukan Swab terhadap pasien dan Swab tadi kita kirim ke Makassar untuk mendapatkan hasil yang akurat. namun kita harus menunggu selama kurang lebih seminggu untuk dapat mengetahui hasilnya,” Kata Arianto

Rapat saat itu juga melibatkan Kapolres Buol AKBP Dieno Hendro Widodo,S.I.K, Pabung 1305/BT, serta sejumlah  pimpinan OPD dan keterwakilannya.

Kita tahu bersama bahwa setiap daerah yang tingkat penyebaran Covid-19 meningkat akan di bantu oleh pemerintah pusat. Kenapa Pemda Buol tidak menyisihkan sebagian anggaran tersebut untuk membeli Rafid Test Antigen Covid-19 saja ?

Dokter spesialis paru dari Divisi infeksi Departemen Pulmonologi dan kedokteran universitas Indonesia Erlina Burhan,membeberkan Rapid test antigen lebih akurat di bandingkan dengan rapid test antibodi.Rapid test antigen bahkan di proyeksikan untuk mengantikan Rapid rest antibodi.keduanya sama-sama menghasilkan yang cepat dalam waktu lebih dari 30 menit.

Erlina menjelaskan Rapid test antigen berbeda dengan tes polymerase Chain Reaction (PCR) meski sama-sama menggunakan Swab.Rapid test antigen tetap membutuhkan metode Swab dari hidung atau tenggorokan untuk mengambil sampel antigen adalah protein yang di keluarkan oleh virus termasuk Covid-19.

Bila kemudian Kabupaten Buol bisa meniru daerah lain, kenapa tidak kalau Pemda kemudian membeli alat tersebut agar pemeriksaan pasien terkonfirmasi virus tidak menunggu hingga sampai seminggu atau bahkan lebih?. Semua jawaban ada Pada  Pemerintah Daerah Kabupaten Buol.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button